Kamis, 31 Oktober 2013

Bandung bebas pengemis

Bandung Bebas Pengemis 2014  
TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan Bandung harus sudah bebas pengemis, gelandangan, dan anak jalanan pada 2014. Berbagai program pun dibuat, di antaranya membuat rumah singgah bagi anak jalanan, bangsa gelandangan, rumah rehabilitasi, hingga kolaborasi komunitas peduli anak jalanan.

“Untuk menyelesaikan persoalan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), saya harus berkolaborasi dengan komunitas yang pedulu dengan anak jalanan. Saya tunggu masukan gagasanya sampai Desember 2013 untuk kita buat program terbaik,” kata Ridwan Kamil dalam acara dialog publik yang digelar Komunitas Bandung Gandeng bekerja sama dengan Komisi Informasi Daerah (KID) Jawa Barat dan Tempo di kantor KID, Kamis, 31 Oktober 2013.

Menurut dia, masalah PMKS tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah kota sendiri. Perlu dukungan dari komunitas. “Bersama komunitas, permasalahan sosial di Kota Bandung dapat diselesaikan meski hanya seperempat persennya,” kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Untuk solusi jangka pendek menertibkan anak jalanan, Emil melalui Polisi Pamong Praja terus melakukan razia. “Kita tidak razia tanpa solusi, dari 70 sampai 100 pengemis dan anak jalanan kita berdayakan sebagai tukang sapu,” ujarnya.

Adapun untuk pengamen diarahkan nyanyi di hotel. Emil mengaku sudah menghubungi beberapa pengelola hotel untuk memberi kesempatan pengamen nyanyi di hotel dengan diberi pakaian yang layak. “Saya sudah melakukannya di kantor saya. Setiap undang pengamen ke kantor saya, acaranya 'Seniman Bangun Pagi', mereka dibayar Rp 500 ribu,” kata Emil.

Namun persoalan itu tak bisa selesai hanya dengan razia. Sebab, meski sudah dirazia, diberdayakan sebagai tukang sapu, kata Emil, mereka kabur lagi dan kembali ke jalanan. Setiap hari para pengemis itu didrop dengan mobil-mobil bak terbuka. “Bahkan ada dua truk yang menurunkan orang gila dipinggir jalan,” ucap Emil.

Sementara itu, Priston Sagala, Koordinator Dewi Sartika, komunitas yang peduli anak jalanan, gelandangan, dan pengemis, mengatakan sejak Wali Kota melakukan razia, dia sudah menarik anak-anak jalanan di lampu-lampu merah di Kota Bandung. Mereka disuruh jualan es dan keripik, sedangkan ibu-ibunya berjualan bunga di Jalan Dago. “Saya tidak berkepentingan dengan receh pengemis, tapi kami berjuang agar mereka bisa tetap sekolah,” ujarnya.

Menanggapi persoalan sosial di Kota Bandung, Budi Rajab, pemerhati masalah sosial yang juga menjadi pembicara dalam dialog publik itu, mengatakan pemerintah Kota Bandung harus punya aturan yang tegas, yakni melarang warganya menjadi gelandangan dan pengemis. Kalau mereka melanggar, harus didenda. Begitu pun warga yang memberi uang kepada pengemis harus didenda. “Buat aturan denda yang besar agar orang takut melakukan pelanggaran. Selama ini denda pelanggaran nilainya selalu kecil,” kata dia dalam acara yang sama dengan Ridwan Kamil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar