Rabu, 08 Oktober 2014

Multitasking

Anda mungkin pernah mendengar bahwa multitasking bermasalah, namun studi baru menunjukkan bahwa membunuh kinerja Anda dan bahkan dapat merusak otak Anda. Penelitian yang dilakukan di Stanford University menemukan bahwa multitasking kurang produktif daripada melakukan satu hal pada suatu waktu. Para peneliti menemukan bahwa orang yang secara teratur dibombardir dengan beberapa aliran informasi elektronik tidak bisa memperhatikan, mengingat informasi, atau beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain serta orang-orang yang menyelesaikan satu tugas pada satu waktu.

Sebuah Keterampilan Khusus?

Tapi bagaimana kalau beberapa orang memiliki hadiah khusus untuk multitasking? Para peneliti Stanford membandingkan kelompok-kelompok orang berdasarkan kecenderungan mereka untuk multitask dan keyakinan mereka bahwa hal ini membantu kinerja mereka. Mereka menemukan bahwa multitaskers-orang yang berat multitask banyak dan merasa bahwa mereka meningkatkan kinerja yang benar-benar buruk di multitasking daripada mereka yang ingin melakukan satu hal pada suatu waktu. The multitaskers sering dilakukan lebih buruk karena mereka memiliki lebih banyak kesulitan mengatur pikiran mereka dan menyaring informasi yang tidak relevan, dan mereka lebih lambat pada beralih dari satu tugas ke yang lain. Aduh.

Multitasking mengurangi efisiensi dan kinerja karena otak Anda hanya bisa fokus pada satu hal pada suatu waktu. Ketika Anda mencoba untuk melakukan dua hal sekaligus, otak Anda tidak memiliki kapasitas untuk melakukan kedua tugas dengan sukses.

Multitasking Menurunkan IQ

Penelitian juga menunjukkan bahwa, selain memperlambat Anda, multitasking menurunkan IQ Anda. Sebuah studi di University of London menemukan bahwa peserta yang multitasked selama tugas kognitif mengalami penurunan skor IQ yang mirip dengan apa yang mereka harapkan jika mereka telah merokok ganja atau terjaga sepanjang malam. Tetes IQ 15 poin untuk multitasking pria menurunkan nilai mereka ke kisaran rata-rata dari anak 8 tahun.

Jadi pada saat Anda sedang menulis email bos Anda selama pertemuan, ingat bahwa kapasitas kognitif Anda sedang berkurang ke titik bahwa Anda mungkin juga membiarkan write 8 tahun untuk Anda.

Otak Kerusakan Dari Multitasking

Ini sudah lama percaya bahwa penurunan kognitif dari multitasking adalah sementara, tetapi penelitian baru menunjukkan sebaliknya. Para peneliti di University of Sussex di Inggris dibandingkan jumlah waktu yang dihabiskan orang di beberapa perangkat (seperti SMS sambil menonton TV) ke MRI scan otak mereka. Mereka menemukan bahwa multitasking tinggi memiliki kepadatan otak kurang anterior cingulate cortex, daerah yang bertanggung jawab untuk empati serta kontrol kognitif dan emosional.

Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah multitasking secara fisik merusak otak (versus ada kerusakan otak yang merupakan predisposisi orang untuk multitask), jelas bahwa multitasking memiliki efek negatif. Neuroscientist Kep Kee Loh, penulis utama studi tersebut, menjelaskan implikasi: "Saya merasa bahwa penting untuk menciptakan kesadaran bahwa cara kita berinteraksi dengan perangkat mungkin mengubah cara kita berpikir dan perubahan ini mungkin terjadi di tingkat struktur otak. "

Belajar Dari Multitasking

Jika Anda rentan terhadap multitasking, ini bukan kebiasaan Anda akan ingin memanjakan-jelas memperlambat Anda dan mengurangi kualitas pekerjaan Anda. Bahkan jika itu tidak menyebabkan kerusakan otak, membiarkan diri untuk multitask akan mendorong kesulitan yang ada Anda miliki dengan konsentrasi, organisasi, dan perhatian terhadap detail.

Multitasking dalam pertemuan dan pengaturan sosial lainnya menunjukkan Swa rendah dan Kesadaran Sosial, dua kecerdasan emosional (EQ) keterampilan yang sangat penting untuk keberhasilan di tempat kerja. TalentSmart telah menguji lebih dari satu juta orang dan menemukan bahwa 90% dari top performer memiliki EQ yang tinggi. Jika multitasking memang merusak anterior cingulate cortex (bagian otak yang penting untuk EQ) sebagai penelitian saat ini menunjukkan, itu akan menurunkan EQ Anda dalam proses.

Jadi setiap kali Anda multitask Anda tidak hanya merugikan kinerja Anda pada saat itu; Anda mungkin sangat baik menjadi merusak area otak Anda yang penting untuk kesuksesan masa depan Anda di tempat kerja.

TENTANG PENULIS:

Travis Bradberry, Ph.D.

Dr Travis Bradberry adalah pemenang penghargaan co-penulis # 1 buku terlaris, Emotional Intelligence 2.0, dan salah seorang pendiri TalentSmart

Jumat, 30 Mei 2014

Tajamnya orang yang Sholeh

KisahMuslim.com - Diceritakan bahwa Imam Syafi’i dan Muhammad bin al-Hasan pernah melihat seorang laki-laki. Imam Syafi’i berkata, “Sesungguhnya lelaki itu adalah seorang tukang kayu.” Sedangkan Muhammad bin al-Hasan berkata, “Sesungguhnya lelaki itu adalah seorang pandai besi.” Lantas keduanya bertanya kepada lelaki tersebut tentang profesinya. Lalu di menjawab, “Dulu saya seorang pandai besi dan saya sekarang tukang kayu.” - Seorang laki-laki dari ahli Alquran bertanya kepada seorang ulama, lalu sang ulama berkata kepadanya, “Duduklah, sungguh saya mencium dari perkataanmu bau kekufuran.” Setelah itu, lelaki tersebut dimimpikan memeluk agama Nasrani –wal’iyadzu billah. Lantas ditanyakan kepadanya, “Apakah engkau hafal sebagian dari Alquran?” Dia menjawab, “Saya tidak hafal Alquran kecuali hanya satu ayat, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di akhirat) menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang muslim.” (QS. Al-..... Continue reading http://kisahmuslim.com/firasat-tajam-orang-orang-shaleh/ Shared from KisahMuslim for android http://goo.gl/2lfoUk

Selasa, 18 Februari 2014

Rahmat Allah

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, mengimani sifat-sifat Allah adalah kewajiban kita sebagai seorang muslim. Salah satu sifat Allah yang wajib untuk kita yakini adalah sifat rahmat/kasih sayang. Allah ta’ala memiliki sifat rahmat. Sifat ini telah ditetapkan di dalam al-Kitab maupun as-Sunnah.

Misalnya, Allah ta’ala berfirman dalam surat al-Fatihah,

الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

“Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Fatihah: 3)

Allah ta’ala juga berfirman,

وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Dan adalah Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisaa’: 96)

Di dalam as-Sunnah, misalnya dalam hadits yang diriwayatkan oleh ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan bahwa suatu ketika ada serombongan tawanan perang yang dihadapkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di tengah-tengah mereka ada seorang ibu yang kebingungan mencari bayinya. Setiap kali menemukan seorang bayi maka dia pun mendekap dan menyusuinya. Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabat, “Apakah menurut kalian perempuan ini tega untuk melemparkan bayinya ke dalam kobaran api?”. Para sahabat menjawab, “Tidak, demi Allah! Padahal dia sanggup untuk tidak melemparkannya.” Lalu Nabi bersabda, “Sungguh Allah lebih penyayang daripada ibu ini kepada anaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun, perlu dicermati bahwa rahmat Allah itu terbagi menjadi dua; rahmat yang umum dan rahmat yang khusus. Rahmat yang umum diperoleh siapa pun, orang beriman maupun orang kafir, orang yang taat maupun yang maksiat. Yang dimaksud adalah rahmat di dunia semata. Sebagaimana firman Allah yang menceritakan ucapan para malaikat,

رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا

“Wahai Rabb kami, maha luas rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu.” (QS. Ghafir/ Al Mu’min: 7)

 

Adapun rahmat yang khusus adalah yang diperuntukkan bagi orang yang beriman dan bertakwa. Hal ini diperoleh tidak hanya di dunia, bahkan juga di akhirat. Allah ta’ala berfirman,

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآَيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ

“Dan rahmat-Ku maha luas mecakup segala sesuatu. Akan tetapi akan Aku tetapkan hanya untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raaf: 156)

Rahmat Allah yang bersifat umum dapat kita saksikan bukti-buktinya berupa segala macam nikmat dunia yang dirasakan oleh manusia. Air, udara, cahaya, matahari, makanan dan minuman, pakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Semua orang bisa mendapatkannya tanpa membeda-bedakan agama dan keyakinan mereka.

Adapun rahmat Allah yang bersifat khusus dapat kita lihat di dunia dengan nikmat hidayah yang Allah berikan kepada umat manusia dan diyakini oleh kaum muslimin yaitu dengan turunnya al-Qur’an, diutusnya para rasul dan diturunkannya kitab-kitab. Inilah rahmat yang khusus dan menjamin kebahagiaan yang sesungguhnya.

Allah ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ

“Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak: Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut. Maka diantara mereka ada yang Allah berikan hidayah dan ada yang tetap padanya kesesatan.” (QS. An-Nahl: 36)

Allah ta’ala juga berfirman,

الم (1) ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4) أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (5)

“Alif lam lim. Inilah Kitab (al-Qur’an). Tidak ada keraguan sama sekali di dalamnya. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa; yaitu orang-orang yang mengimani yang gaib dan mendirikan sholat, serta memberikan infak dari sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka. Dan orang-orang yang mengimani apa yang diturunkan kepadamu dan apa-apa yang diturunkan sebelummu, dan mereka meyakini hari akhirat. Mereka itulah yang berada di atas petunjuk dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Baqarah: 1-5)

Allah ta’ala berfirman,

فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى

“Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku maka dia tidak akan sesat dan tidak akan binasa.” (QS. Thaha: 123)

Keimanan terhadap sifat rahmat Allah ini memiliki banyak dampak positif dan pengaruh kuat terhadap jiwa dan perilaku seorang hamba. Di antaranya adalah:

Pertama: Menumbuhkan kecintaan kepada Allah. Dimana Allah telah menganugerahkan berbagai macam nikmat kepada hamba-hamba-Nya. Termasuk di dalam cakupan nikmat ini adalah apa yang disyari’atkan oleh-Nya. Misalnya, Allah ta’ala berfirman,

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Hanya saja Allah mengharamkan kepada kalian bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih untuk selain Allah. Barangsiapa yang terpaksa, tanpa melampaui batas dan tidak berlebihan [sehingga memakannya] maka tidak ada dosa atasnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 173)

Maka, apabila seseorang tidak mendapatkan makanan pada keadaan dia sangat lapar dan hampir mati kecuali bangkai, maka ketika itu diperbolehkan baginya untuk memakan bangkai. Tidak ada dosa atasnya. Maka keringanan ini adalah bukti kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya. Oleh sebab itu hal ini akan menumbuhkan rasa cinta pada diri seorang hamba kepada Rabbnya.

Allah ta’ala juga berfirman,

وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمً

“Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian. Sesungguhnya Allah adalah sangat penyayang kepada kalian.” (QS. An-Nisaa’: 29)

Oleh sebab itu segala perkara yang menjerumuskan manusia kepada kebinasaan dilarang oleh Allah. Perbuatan bunuh diri dengan segala macam bentuk dan sebabnya. Hal ini menunjukkan besarnya kasih sayang Allah kepada seorang hamba. Dan tentu saja hal itu akan membuahkan rasa cinta di dalam hati seorang hamba kepada Rabbnya.

Kedua: Iman kepada rahmat Allah akan membukakan pintu roja’/harapan terhadap ampunan dan kasih sayang-Nya. Sehingga seorang hamba akan terbebas dari sikap putus asa terhadap rahmat Allah. Dan dengan keyakinan semacam ini seorang hamba akan mau bertaubat sebesar apapun dosa yang pernah dilakukannya.

Allah ta’ala berfirman,

فَمَنْ تَابَ مِنْ بَعْدِ ظُلْمِهِ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ اللَّهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Maka barangsiapa yang bertaubat setelah kezaliman yang dilakukannya dan melakukan perbaikan, maka Allah akan menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ma’idah: 39)

Allah ta’ala berfirman,

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya; Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala bentuk dosa. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Ketiga: Iman kepada rahmat Allah akan membuahkan pengaruh pada diri seorang hamba untuk menempuh sebab-sebab yang mengantarkan dirinya untuk menggapai rahmat-Nya yang sesungguhnya. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

“Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat dengan orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS. Al-A’raaf: 56)

Sementara makna dari berbuat ihsan tidak hanya terbatas berbuat baik kepada makhluk, bahkan termasuk makna ihsan yang tertinggi adalah ihsan dalam beribadah kepada Allah. Sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Jibril yang sangat masyhur, “[Ihsan] adalah kamu beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya. Dan apabila kamu tidak sanggup beribadah seolah melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia Melihat dirimu.” (HR. Muslim dari ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu’anhu)

Maka siapa saja yang ingin menggapai rahmat Allah hendaklah dia berbuat ihsan dalam beribadah, yaitu dengan mentauhidkan-Nya dan menjauhi syirik, ikhlas dan tidak riya’, memurnikan ibadah untuk Allah semata, bukan untuk mencari kesenangan dunia atau popularitas di kalangan manusia. Selain itu, hendaklah dia juga bergaul dengan manusia dengan akhlak yang utama. Inilah sebab untuk meraih rahmat dan ridha-Nya.

Dengan merenungkan manfaat dan pengaruh yang timbul dengan beriman terhadap sifat rahmat Allah inilah, kita bisa menyadari betapa dalam hikmah yang terkandung di dalam ayat ar-Rahmanir Rahim yang senantiasa kita baca di dalam sholat kita, yaitu yang tercantum dalam surat al-Fatihah; surat yang paling agung di dalam Kitab-Nya.

Sebab, dengan mengimani sifat rahmat Allah itulah seorang hamba akan mencintai Allah di atas kecintaannya kepada apa pun juga. Dengan mengimani sifat rahmat Allah pula seorang hamba akan terdorong untuk keluar dari kegelapan dosa menuju luasnya ampunan Allah dan rahmat-Nya. Karena keimanan kepada sifat rahmat Allah ini juga, seorang hamba akan berjuang untuk menggapai kedekatan dan kemuliaan di sisi-Nya.

Wallaahu ta’ala a’lam bish shawaab. Wa shallallaahu ‘ala Nabiyyir rahmah, wa ‘ala aalihi wa man tabi’ahum bi ihsanin ila yaumil qiyaamah. Walhamdulillaahilladzii laa ilaaha illa huwa, wahdahu laa syariika lah. Laa na’budu illa iyyah. Wa laa haula wa laa quwwata illa billaah.

Sabtu, 02 November 2013

Semangat motivasi sukses

http://www.youtube.com/v/hm8-8ASMR44?autohide=1&version=3&showinfo=1&attribution_tag=rSQj5vn92twCFhi9HQnecw&autohide=1&feature=share&autoplay=1

Kamis, 31 Oktober 2013

Bandung bebas pengemis

Bandung Bebas Pengemis 2014  
TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan Bandung harus sudah bebas pengemis, gelandangan, dan anak jalanan pada 2014. Berbagai program pun dibuat, di antaranya membuat rumah singgah bagi anak jalanan, bangsa gelandangan, rumah rehabilitasi, hingga kolaborasi komunitas peduli anak jalanan.

“Untuk menyelesaikan persoalan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), saya harus berkolaborasi dengan komunitas yang pedulu dengan anak jalanan. Saya tunggu masukan gagasanya sampai Desember 2013 untuk kita buat program terbaik,” kata Ridwan Kamil dalam acara dialog publik yang digelar Komunitas Bandung Gandeng bekerja sama dengan Komisi Informasi Daerah (KID) Jawa Barat dan Tempo di kantor KID, Kamis, 31 Oktober 2013.

Menurut dia, masalah PMKS tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah kota sendiri. Perlu dukungan dari komunitas. “Bersama komunitas, permasalahan sosial di Kota Bandung dapat diselesaikan meski hanya seperempat persennya,” kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Untuk solusi jangka pendek menertibkan anak jalanan, Emil melalui Polisi Pamong Praja terus melakukan razia. “Kita tidak razia tanpa solusi, dari 70 sampai 100 pengemis dan anak jalanan kita berdayakan sebagai tukang sapu,” ujarnya.

Adapun untuk pengamen diarahkan nyanyi di hotel. Emil mengaku sudah menghubungi beberapa pengelola hotel untuk memberi kesempatan pengamen nyanyi di hotel dengan diberi pakaian yang layak. “Saya sudah melakukannya di kantor saya. Setiap undang pengamen ke kantor saya, acaranya 'Seniman Bangun Pagi', mereka dibayar Rp 500 ribu,” kata Emil.

Namun persoalan itu tak bisa selesai hanya dengan razia. Sebab, meski sudah dirazia, diberdayakan sebagai tukang sapu, kata Emil, mereka kabur lagi dan kembali ke jalanan. Setiap hari para pengemis itu didrop dengan mobil-mobil bak terbuka. “Bahkan ada dua truk yang menurunkan orang gila dipinggir jalan,” ucap Emil.

Sementara itu, Priston Sagala, Koordinator Dewi Sartika, komunitas yang peduli anak jalanan, gelandangan, dan pengemis, mengatakan sejak Wali Kota melakukan razia, dia sudah menarik anak-anak jalanan di lampu-lampu merah di Kota Bandung. Mereka disuruh jualan es dan keripik, sedangkan ibu-ibunya berjualan bunga di Jalan Dago. “Saya tidak berkepentingan dengan receh pengemis, tapi kami berjuang agar mereka bisa tetap sekolah,” ujarnya.

Menanggapi persoalan sosial di Kota Bandung, Budi Rajab, pemerhati masalah sosial yang juga menjadi pembicara dalam dialog publik itu, mengatakan pemerintah Kota Bandung harus punya aturan yang tegas, yakni melarang warganya menjadi gelandangan dan pengemis. Kalau mereka melanggar, harus didenda. Begitu pun warga yang memberi uang kepada pengemis harus didenda. “Buat aturan denda yang besar agar orang takut melakukan pelanggaran. Selama ini denda pelanggaran nilainya selalu kecil,” kata dia dalam acara yang sama dengan Ridwan Kamil.